Kamis, 24 Mei 2012

Nyata Dalam Kegelapan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5tt7y2GONQOPWXcKKZUZl8q7q4piqBCIAPROe-nXD3jf6JgKZUPI3RItxQCJQpJLgicgOx1xkQonDL5JC3v3RayxRa9YxtL1SuLDn8tWCZRdKsZQPypwZzgZQnAOeamolFaV-sbsJ4fc/s1600/penerbit+imtiyaz+gulita.jpg
Gelap kerap diidentikkan dengan hal-hal negatif. Namun, tidak bagi
para astronom di Boscha, Lembang. Gelap mutlak diperlukan dalam
pengamatan bintang dan benda-benda angkasa nan indah. Sayangnya,
pembangunan pemukiman dan gedung-gedung baru membuat langit Bandung
dan sekitarnya menjadi makin terang benderang saat malam. Kondisi
ini membuat para peneliti khawatir, pengamatan benda-benda angkasa
lewat teropong bintang tak lagi bisa dilakukan karena polusi cahaya.
Dalam perjalanan hidup bersama Tuhan, kita pun kerap menolak
“gelap”. Kita berharap Dia senantiasa membawa kita berjalan dalam
terang. Kenyataannya, ada masa ketika Dia membawa kita berjalan
melewati lembah kelam. Lihatlah Ayub. Dalam izin dan kedaulatan
Tuhan, Ayub pernah mengalami keadaan yang sangat buruk. Malapetaka
menimpanya bertubi-tubi, hingga Ayub berkeluh kesah (Ayub 3). Tuhan
pun menyatakan diri-Nya di tengah badai (Ayub 38-41). Tidak semua
pertanyaan Ayub dijawab Tuhan. Namun, apa yang dinyatakan Tuhan itu
lebih dari cukup bagi Ayub. Ia mengerti. Sama seperti kilau bintang
yang tampak paling indah di kegelapan malam, malapetaka yang Ayub
alami adalah sarana yang Tuhan pakai untuk menyatakan Pribadi-Nya
dalam hidup Ayub yang selama ini luput dari pengamatannya (ayat 5).
Gelap tak selamanya buruk. Keadaan apa pun yang kita alami saat-saat
ini dapat menjadi sarana Tuhan menyatakan kasih, kuasa, berkat, dan
Pribadi-Nya. Lebih dari itu, Dia rindu kita makin mengenal dan
mengalami-Nya secara pribadi, hingga kita dapat mengaku: “…
sekarang kukenal Engkau dengan berhadapan muka” (ayat 5 BIS). –OKS
TUHAN MENGIZINKAN KEGELAPAN HADIR DALAM HIDUP ANDA,
SUPAYA TERANG-NYA TERLIHAT MAKIN NYATA.
sumber: renungan harian elektronik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar