Allah TriTunggal - Mat 3:13-17
( Buah Apel dari Surga )
Saudara-saudara yang terkasih, di salah satu negara di Eropa, ada
salah seorang pastur yang mengajar agama pada anak-anak muda. Di antara
anak-anak muda itu ada yang kritis tetapi nakal. Ketika pastur itu
menjelaskan tentang buah apel yang dimakan oleh Adam dan Hawa,
bertanyalah anak yang nakal itu : " Pastur, sekarang tunjukkanlah kepada
kami, seperti apakah apel dari Surga itu. "
Kebetulan di ruang sebelah ada lemari es, maka pastur itu mengambil
sebuah apel dari dalamnya. Apel yang diambil pastur itu bentuknya tidak
bagus, karena sudah rusak. Kata pastur itu : "Seperti inilah apel dari
surga itu .¨
Anak-anak semua tertawa. Kata anak nakal itu : "Ah mengapa begitu
jelek pastur ? Itu pasti bukan apel surga. Apel dari surga itu mestinya
sangat sempurna, tidak ada cacatnya.¨
Jawab pastur : " Memang benar apel dari surga itu sempurna tanpa
cacat, tetapi apel yang sempurna itu pasti akan tampak seperti ini jika
dilihat dengan matamu yang tidak sempurna itu .¨
Maka diamlah anak itu , tanpa membantah.
Saudara-saudara yang terkasih, Tuhan itu Maha Sempurna dan
Mahabesar. Sedangkan manusia itu kecil dan sangat terbatas, baik
pancaindera maupun pikirannya. Oleh karena itu dengan segala
keterbatasan itu manusia sangat sulit untuk mengerti misteri Allah yang
sesungguhnya. Antara lain adalah misteri Allah Tritunggal Yang
Mahakudus. yang hari ini kita peringati dalam Misa Kudus ini. ( Allah
Tritunggal Itu Seperti Apa ? )
Saudara-saudara yang terkasih, banyak umat Kristen yang berusaha
menjelaskan tentang Allah Tritunggal ini dengan segala akal pikirannya.
Karena misteri inilah yang sering ditanyakan orang-orang yang beragama
lain, baik untuk menyerang maupun bertanya secara tulus ingin
penjelasannya. Beberapa cara itu akan saya uraikan di sini dengan segala
kelemahannya.
1. Allah Tritunggal Bagaikan Telur :
Telur itu ada kulitnya, putih telurnya dan kuning telurnya, tetapi
kesatuan dari semuanya itu disebut telur. Kelemahan dari perumpamaan ini
ialah bahwa kulit, putih telur dan kuning telur itu secara terpisah
bukan telur lagi. Misalnya kulit telur itu bukan telur. Sedangkan Allah
Bapa, Yesus, Allah Roh Kudus itu secara terpisah adalah Allah yang
benar-benar Allah.
2. Allah Tritunggal Bagaikan Matahari :
Matahari itu ada nyala, panas dan sinarnya. Secara kesatuan semuanya itu adalah matahari. Kelemahannya sama dengan telur tadi.
3. Allah Tritunggal itu Bagaikan Air:
Air itu antara nol sampai 100 derajat Celcius akan berbentuk cair
(air ), di atas 100 derajat berbentuk gas di bawah nol derajat berbentuk
padat (es). Tetapi semua bentuk itu tetap air dengan rumus kimia H2O.
Kelemahannya : Air itu ketika mempunyai tiga bentuk ( padat, cair dan
gas ) , masing- masing tidak akan mempunyai berat seperti berat semula.
Yang mungkin adalah sebagian menjadi air sebagian menjadi es dan
sebagainya. Sedangkan Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus itu bukan
hanya sebagian dari Allah, tetapi Allah sepenuhnya.
4. Allah Tritunggal itu Seperti Presiden:
Bila di Istana ia berperan sebagai Presiden. Di rumah bersama istri,
ia berperan sebagai seorang suami. Apabila berbicara di depan
anak-anaknya ia berperan sebagai bapak. Perumpamaan ini lebih baik dari
sebelumnya, tetapi ada yang menyanggah demikian. Bila Presiden berada di
Istana dan berperan sebagai presiden, maka pastilah di rumah sebagai
suami atau bapak pasti nggak ada. Jika demikian, jika Allah berperan
sebagai Allah Putera dalam diri Yesus, maka pastilah Allah Bapa di Surga
sana tidak ada.
5. Dan sebagainya, dan sebagainya. ( Satu + Satu + Satu = Satu . Mungkin ? )
Saudara-saudara yang terkasih, semuanya itu hanyalah usaha manusia
untuk mengerti Allah Tritungal. Bagaimana baiknya perumpamaan pastilah
tidak akan secara sempurna bisa menjelaskan misteri Allah ini. Saya juga
mempunyai cara tersendiri untuk menjelaskan Allah Tritunggal ini. Saya
tidak tahu apakah cara penjelasan saya ini baik atau tidak, tetapi sudah
ada buahnya. Buahnya adalah bertobatnya seorang Kepala Sekolah di
Sebuah Stasi di Wilayah Kediri. Bapak ini sebenarnya keluarganya dan ia
sendiri sudah dibaptis menjadi Katolik. Tetapi sudah beberapa puluh
tahun bapak ini tak mau ke Gereja lagi.¨
Ketika saya kunjungi ia mengatakan alasannya :" Jika saya bisa
mengerti misteri Allah Tritunggal, saya akan ke Gereja lagi. Ternyata
penjelasan para katekis yang betugas di sana, mungkin seperti yang sudah
saya uraikan tadi, seperti telur, seperti matahari dan sebagainya,
tidak pernah memuaskan dia. Maka penjelasan saya adalah demikian :
Manusia itu tak akan bisa mengerti misteri Allah tritunggal karena
keterbatasan pancainderanya. Allah itu adalah Yang Mahabesar atau dengan
kata lain Yang Tak Terbatas. Allah Bapa adalah Yang Tak Terbatas, kita
mengerti semuanya. Tetapi bagaimana dengan Yesus Sang Allah Putera? Yang
dilihat oleh para muridNya itu Yesus sebagai Allah atau sebagai manusia
? Jelas yang dilihat adalah Yesus sebagai manusia yang terbatas, yaitu
setinggi hampir dua meter saja. Tetapi Yesus sebagai Allah, Ia pun
adalah Yang Tak Terbatas, yang tak dapat dilihat oleh para muridNya.
Sedangkan Allah Roh Kudus yang diceriterakan dalam Kitab Suci muncul
dalam dua bentuk. Pertama adalah bentuk burung merpati, sebagaimana
nampak ketika Yesus dibaptis ( Mat 3:16 ), dan yang lain adalah dalam
bentuk lidah-lidah api sebagaimana yang tercurah pada Maria dan Para
Rasul ketika Pentakosta (Kis 2:2-3 ). Tetapi apakah Allah Roh Kudus itu
seperti burung merpati atau lidah-lidah api ? Jangan-jangan Anda merasa
berdosa kalau makan dara goreng di Restoran dengan berkata :" Wah... aku
tak akan makan Roh Kudus Goreng, dosa " Saudara-saudara yang terkasih,
burung merpati dan lidah-lidah api itu adalah simbol atau lambang
kehadiran Roh Kudus. Jadi Roh Kudus yang sesungguhnya adalah juga Yang
Tak Terbatas. Jadi ada tiga sosok, yang semuanya adalah Yang Tidak
Terbatas. Apakah Anda bisa memisah-misahkan tiga yang semuanya tidak
terbatas ini ? Jadi artinya yang Tiga itu adalah Satu yang tak
terpisahkan yaitu Yang Tak Terbatas.
Jika ada orang yang berkata :" Mana mungkin 1+1+1=1 ? Benar
saudara-saudara 1+1+1=1 adalah tidak mungkin, jika yang dijumlahkan itu
bakpao (yang terbatas). Tetapi jika ketiganya adalah Yang Tak Terbatas,
maka persamaan itu menjadi mungkin. Satu Yang Tak Terbatas + satu Yang
Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas = satu Yang Tak Terbatas.
Persamaan ini menjadi mungkin bukan ? Nah Anda bisa merenungkan lagi
nanti di rumah.
Misteri Allah Tritunggal hanya akan dimengerti oleh mereka yang bisa
merenungkan Allah Yang Tak Terbatas ini. ( Kisah Bertobatnya Agustinus )
Saudara-saudara yang terkasih, bagaimana baiknya cara manusia
menjelaskan tentang Allah Tritunggal, tetapi imanlah yang pertama-tama
dibutuhkan untuk itu. Allah kita itu adalah Allah yang sulit dimengerti.
Allah yang sukar dijelaskan. Justru itulah tandanya Allah kita itu Maha
Agung. Jika Allah kita ini mudah dimengerti oleh otak kita maka mungkin
kitalah yang lebih besar dari Allah yang demikian itu. Peristiwa akan
keraguan iman manusia karena tidak mengerti Allah Tritunggal ini juga
dialami oleh Santo Agustinus. Agustinus adalah salah seorang yang sangat
pandai, atau jenius. Justru karena pandainya itulah ia tak percaya pada
Allah Tritunggal yang tidak bisa dimengertinya. Maka ketika ia masih
muda, ia menjadi orang ateis. Sedangkan ibunya adalah orang yang sangat
saleh, namanya Monika. Monika berdoa kepada Tuhan setiap hari dengan air
mata bercucuran , agar Tuhan menyelamatkan anaknya Agustinus. Maka pada
suatu hari Agustinus mendapat penampakan. Ketika ia sedang
berjalan-jalan di pantai dan mencoba memikirkan Allah Tritunggal yang
tak bisa dimengerti ini, ia melihat anak kecil yang bemain air dipantai.
Agustinus mendekati anak itu dan bertanya : " Sedang apa kau di sini ?"
Anak itu menjawab:" Saya ingin memasukkan seluruh air lautan ini dalam
botol" Agustinus tertawa mendengar jawaban anak itu, katanya :" Bodoh
benar kau ini, mana mungkin seluruh air lautan ini bisa kau masukkan
dalam botol" . Anak itu menjawab :" Sama seperti kau juga, mana mungkin
bisa memasukkan Allah dalam otak manusia yang juga sebesar botol ini.¨
Setelah berkata anak itu menghilang. Agustinus terkejut dan sekaligus
sadar akan kebodohannya. Betapa benar kata-kata anak dalam
penglihatannya itu. Ia ibarat ingin memasukkan seluruh air lautan ini ke
dalam botol, jika mau mengerti misteri Allah yang sesungguhnya.
Mulai saat itulah Agustinus bertobat. Doa Monika dikabulkan Tuhan,
anaknya bukan hanya bertobat saja, tetapi ia akan menjadi orang besar
dalam Gereja yang kemudian menjadi seorang santo.
Saudara-saudara yang terkasih, kita boleh-boleh saja mencoba
mengerti Allah Tritungal dengan segala daya dan pikiran kita. Tetapi
akhirnya imanlah ang diperlukan untuk itu. Tanpa iman semua penjelasan
itu tak ada gunanya. Hanya dengan iman Allah akan membimbing kita
setapak demi setapak memasuki misteriNya Yang Agung. Amin.
Romo Anton De Britto CM
Email: rmanton@email.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar